PT petrokimia Gresik bekerja sama dengan PT Jasindo melakukan uji coba sistem asuransi usaha tani padi. Perlindungan kepada pelaku agrobisnis, petani dan pengusaha dalam kegiatan budidaya dan pemasaran hasil pertanian dinilai sangat dibutuhkan karena produksi dan hasil pertanian menghadapi risiko alamiah dengan kerugian secara ekonomi.
Sistem asuransi usaha tani dibuat untuk memberikan proteksi kepada petani. Program asuransi itu sengaja dirancang dengan tujuan memberi perlindungan berbentuk modal kerja kepada petani yang gagal panen akibat risiko bencana alam (banjir, angin kencang, kekeringan) dan serangan organisme pengganggu tanaman. Kalau ada kerugian tidak ditanggung sendiri oleh petani.
Dalam tahap uji coba ini, lahan seluas 475 hektar telah diasuransikan. Asuransi itu akan melindungi petani secara finansial terhadap kerugian akibat gagal panen. Besarnya nilai pertanggungan yang akan diberikan untuk asuransi ini sebesar Rp. 6 juta per hektar. Uji coba asuransi usaha tani padi tahap awal diberikan kepada petani peserta program Gerakan Peningkatan Produksi Pangan berbasis Korporasi terlebih dulu dengan premi yang harus dibayarkan Rp.180.000 per hektar untuk satu musim. Besarnya premi tersebut pembayarannya 20 persen dibayar petani dan 80 persen dibayarkan PT Petrokimia Gresik.
Hingga pertengahan maret 2013, program GP3K melakukan penanaman diatas lahan 129.819 ha yang tersebar di Jawa Timur 73.162 ha, Jawa Tengah 35.184 ha, Yogyakarta 1.354 ha, dan luar Jawa 20.119 ha. Luasan program GP3K sejak tahun 2011 mencapai 101.558 ha.
Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Cabang Gresik, Asikin Hariyanto, menuturkan, program asuransi usaha tani itu bagus karena bila gagal panen atau terkena bencana kerugian tidak ditanggung sendiri oleh petani. Tetapi praktiknya seperti apa masih dipertanyakan.Di Gresik ada 160 hektar lahan yang diikutkan program itu. (ACI)
Sumber:www.kompas.com