Jumat, 24 Mei 2013

satu judul beda sifat


Softskill         : Satu Judul Beda Sifat

KOPI

A.      Tips Memilih Kopi Yang Baik
( Sifat: Deskriptif )

Jika kita pergi ke supermarket untuk membeli kopi, pasti kita akan dihadapkan pada begitu banyak jenis dan merek yang justru membuat kita bingung memilih kopi yang paling enak. Untuk menjawab kebingungan tersebut, Orang mungkin akan tertarik membeli kopi setelah menghirup aromanya yang legit dan wangi. Rasa kopi dapat dikatakan enak ketika kopi telah diseduh dan kita mencium aroma seduhan tersebut. Namun hal ini mungkin tidak bisa kita lakukan ketika kita ingin membeli kopi bubuk di supermarket.
Tapi ada cara lain untuk memilih kopi yang enak. Cium wanginya, ada rasanya atau tidak, dan bagaimana pengemasan bungkus yang dipakai.
Kopi yang berkualitas didukung oleh pengemasan bungkus yang menarik dan benar. Penggunaan material bahan pengemasan juga bisa memengaruhi aroma dan rasa kopi di dalamnya. Kopi yang enak biasanya dibungkus dalam aluminium oil sehingga oksigen tidak dapat masuk ke dalam ruang kopi tersebut.
"Kalau bungkusnya sudah dari plastik, itu menunjukkan bahwa kualitas kopi itu tidak bagus, kenapa? Karena plastik mengizinkan oksigen untuk masuk ke dalam ruang kopi sehingga membuat kopi menjadi tidak enak. Musuh besar kopi yang sudah disangrai itu oksigen, dan kopi juga tidak boleh dimasukkan ke dalam kulkas. Sebaiknya ditempatkan pada ruangan dengan suhu sejuk," tambah perempuan ramah ini.
Setelah mengetahui cara memilih kopi yang berkualitas kita juga sebaiknya tahu batas pemakaian kopi itu.Meski kopi tidak memiliki tanggal kadaluarsa, alangkah baiknya jika kopi yang sudah dibuka kemasannya dikonsumsi dalam seminggu. Pasalnya, kopi yang terlalu lama disimpan akan memberikan pengaruh pada kualitas kenikmatan kopi itu.
"Memang sih tidak semua orang minum kopi setiap hari. Oleh sebab itu, dengan adanya kemasan sachet dari JJ Royal Kopi Tubruk Specialty Grade 1, maka kualitas kopi tetap bisa bertahan kenikmatannya, karena kopi pada kemasan sachet tetap tersimpan baik dalam bungkus yang berkualitas tinggi.





B.     Memilih Biji Kopi Yang Baik
( Sifat: Narative )

1. Mencium Aroma biji Kopi
Mencium bau adalah langkal awal saat anda akan membeli biji kopi . hal ini akan mambantu anda untuk menemukan biji kopi yang ber aroma tinggi  dengan mencium bau biji kopi – anda juga akan lebih paham , mana kopi yang bagus dan mana kopi yang biasa saja
2. Meminta Sampel Kopi
Sebelum anda memutuskan untuk membeli biji kopi , sebaiknya anda meminta sampel kopi tersebut , dengan sampel ini – anda bisa mencicipi rasa dan aroma dari kopi tersebut ,tetapi tidak semua toko mau memberikan sampel hanya beberapa toko saja yang mau dan bersedia memberikan sampel kopi
3. Kunjungi Kedai Kopi
Sebelum anda membeli biji kopi , sebaiknya anda mengunjungi kedai atau kafe kopi untuk mengetahui jenis kopi mana saja yang lebih favorit dan mempunyai rasa yang enak , lebih baik lagi jika anda mau mencicipi beberapa jenis kopi , agar anda tahu , jenis kopi apa yang anda inginkan
4. Pahami Kualitas Kopi
Memahami kualitas kopi adalah pilihan terbaik sebelum anda membeli biji kopi , cari tahu tentang keunggulan , kualitas dan harga dari beberapa jenis kopi , cari tau juga tentang informasi kopi yang lainnya
5. Beli Biji Kopi (hanya untuk sampel)
Saat anda sudah cocok dengan biji kopi jenis tertentu , anda bisa membelinya dan mencoba untuk mengolahnya di rumah , tapi kami menyarankan untuk membeli dalam jumlah sedikit, setelah anda benar benar cocok dengan biji kopi tersebut , barulah anda membelinya dalam jumlah yang banyak
6. Cobalah Biji Kopi (Jenis Lain)
Anda tidak perlu takut atau khawatir membeli biji kopi jenis lain , dengan membeli kopi jenis lain , akan menambah wawasan anda tentang pengetahuan “kompi mana yang berkualitas dan kopi mana yang tidak berkualitas” . intinya akan membuat anda jadi lebih berpengalaman dalam memilih biji kopi .
Ada satu hal lagi yang perlu anda perhatikan , pilihlah biji kopi yang mempunyai harga terjangkau tetapi mempunyai kuliatas bagus , hal ini akan membuat anda menjadi lebih irit . setelah anda membaca Tips Memilih Biji Kopi yang Baik anda akan mempunyai gambaran – untuk memilih biji kopi






Sumber: amazine.co/.../tips-minum-kopi-6-tips-menjaga-biji-kopi-agar-tetap-segar/

Senin, 01 April 2013

Asuransi Usaha Tani Diuji Coba

PT petrokimia Gresik bekerja sama dengan PT Jasindo melakukan uji coba sistem asuransi usaha tani padi. Perlindungan kepada pelaku agrobisnis, petani dan pengusaha dalam kegiatan budidaya dan pemasaran hasil pertanian dinilai sangat dibutuhkan karena produksi dan hasil pertanian menghadapi risiko alamiah dengan kerugian secara ekonomi.

Sistem asuransi usaha tani dibuat untuk memberikan proteksi kepada petani. Program asuransi itu sengaja dirancang dengan tujuan memberi perlindungan berbentuk modal kerja kepada petani yang gagal panen akibat risiko bencana alam (banjir, angin kencang, kekeringan) dan serangan organisme pengganggu tanaman. Kalau ada kerugian tidak ditanggung sendiri oleh petani.

Dalam tahap uji coba ini, lahan seluas 475 hektar telah diasuransikan. Asuransi itu akan melindungi petani secara finansial terhadap kerugian akibat gagal panen. Besarnya nilai pertanggungan yang akan diberikan untuk asuransi ini sebesar Rp. 6 juta per hektar. Uji coba asuransi usaha tani padi tahap awal diberikan kepada petani peserta program Gerakan Peningkatan Produksi Pangan berbasis Korporasi terlebih dulu dengan premi yang harus dibayarkan Rp.180.000 per hektar untuk satu musim. Besarnya premi tersebut pembayarannya 20 persen dibayar petani dan 80 persen dibayarkan PT Petrokimia Gresik.

Hingga pertengahan maret 2013, program GP3K melakukan penanaman diatas lahan 129.819 ha yang tersebar di Jawa Timur 73.162 ha, Jawa Tengah 35.184 ha, Yogyakarta 1.354 ha, dan luar Jawa 20.119 ha. Luasan program GP3K sejak tahun 2011 mencapai 101.558 ha.

Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Cabang Gresik, Asikin Hariyanto, menuturkan, program asuransi usaha tani itu bagus karena bila gagal panen atau terkena bencana kerugian tidak ditanggung sendiri oleh petani. Tetapi praktiknya seperti apa masih dipertanyakan.Di Gresik ada 160 hektar lahan yang diikutkan program itu. (ACI)


Sumber:www.kompas.com





Jumat, 11 Januari 2013

Faktor Karakteristik Individu Seorang Konsumen

Faktor Karakteristik Individu Seorang Konsumen
Berkaitan dengan aspek konsumsi khususnya bersamaan dengan berkembangnya dinamika permintaan pasar, baik pasar individu atau rumah tangga, perilaku konsumen menjadi sangat penting bersamaan dengan perubahan yang besar pada preferensi konsumen terhadap berbagai produk.
Perilaku keputusan pembelian konsumen salah satunya dipengaruhi oleh faktor karakteristik individu. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup; pekerjaan, keadaan ekonomi; kepribadian dan konsep diri; serta nilai dan gaya hidup pembeli. Karena banyak karakteristik ini memiliki dampak sangat langsung pada perilaku konsumen, penting bagi pemasar untuk mengikuti mereka secara dekat.
Usia dan Tahap Siklus Hidup
Orang membeli barang dan jasa yang berbeda-beda sepanjang hidupnya. Selera orang terhadap pakaian, perabot, dan rekreasi juga berhubungan dengan usia. Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga dan jumlah, usia, dan gender orang dalam rumah tangga pada satu saat.
Para pemasar juga harus memberi perhatian yang besar pada peristiwa-peristiwa penting dalam hidup atau masa peralihan (menikah, kelahiran bayi, sakit, relokasi, bercerai, beralih kerja, menduda/menjanda) karena peristiwa-peristiwa tersebut memunculkan kebutuhan baru. Ini harus menyiagakan penyedia layanan untuk menemukan cara-cara yang dapat mereka tempuh untuk membantu.
Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi
Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya. Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa mereka. Perusahaan bahkan dapat mengkhususkan produknya pada kelompok pekerjaan tertentu.
Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang: penghasilan yang dapat dibelanjakan, tabungan, utang, kemampuan untuk meminjam, dan sikap terhadap kegiatan berbelanja atau menabung. Para pemasar barang yang peka terhadap harga terus-menerus memperhatikan kecenderungan penghasilan pribadi, tabungan, dan tingkat suku bunga. Jika indikator ekonomi menandakan adanya resesi, para pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, melakukan penempatan ulang, dan menetapkan kembali harga produk mereka sehingga mereka dapat terus menawarkan nilai kepada para pelanggan sasaran.
Kepribadian dan Konsep Diri
Masing-masing orang memiliki karakteristik kepribadian yang berbeda yang mempengaruhi perilaku pembeliannya. Yang dimaksud kepribadian adalah ciri bawaan psikologis manusia (human psychological traits) yang khas yang menghasilkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya. Kepribadian biasa digambarkan dengan menggunakan ciri bawaan seperti kepercayaan diri, dan kemampuan beradaptasi.
Para konsumen sering memilih dan menggunakan merek yang memiliki kepribadian merek yang konsisten dengan konsep diri aktual mereka sendiri (bagaimana seseorang memandang dirinya), walaupun dalam kasus yang sama pencocokan mungkin didasarkan pada konsep diri ideal (memandang dirinya ingin seperti apa) atau bahkan konsep diri orang lain (menganggap orang lain memandang dirinya seperti apa) dan bukannya citra diri aktual. Efek-efek ini mungkin juga lebih dimaklumkan untuk produk-produk yang dikonsumsi publik sebanding dengan barang-barang yang dikonsumsi secara pribadi. Di pihak lain melihat mereka, lebih mungkin memilih merek yang kepribadiannya cocok dengan situasi konsumsi.
Gaya Hidup dan Nilai
Orang-orang yang berasal dari sub budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama dapat memilikin gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang terungkap pada aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan ”keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya. Para pemasar mencari hubungan antara produk mereka dan kelompok gaya hidup. Para pemasar selalu menyingkapkan tren baru dalam gaya hidup konsumen.
Gaya hidup sebagian dibentuk oleh apakah konsumen itu dibatasi uang atau dibatasi waktu. Perusahaan bertujuan untuk melayani konsumen yang dibatasi uang akan menciptakan produk dan jasa berbiaya rendah.

Jumat, 16 November 2012

Consumer Innovativeness, Consumer Compulsive Consumption, Consumer Ethnocentrism

Consumer innovativeness, Compulsive consumption, Ethnocentrism


Consumer Innovativeness 

Tingkat dimana konsumen menerima produk baru, layanan baru, atau praktik baru. Sifat ini penting untuk konsumen dan pemasar karena keduanya bisa mendapatkan keuntungan dari inovasi yang tepat. Peneliti banyak konsumen telah mencoba untuk mengembangkan instrumen pengukuran untuk mengukur tingkat inovasi konsumen.

Contohnya : 
Seperti saat kita membeli kaset lagu. Misalkan kita pendengar lagu pop. Suatu saat anda membandingkan dengan kaset lagu teman anda dengan aliran yang berbeda seperti lagu rock. Setelah anda membandingkannya. Anda berpikiran untuk membeli kaset tersebut. Walaupun anda bukan pecinta lagu rock.

Consumer Compulsive Consumption

Ketika kita menggunakan istilah "consumption compulsive," atau konsumen kompulsif kita berbicara tentang jenis perilaku konsumen yang tidak pantas, biasanya berlebihan, dan jelas mengganggu kehidupan individu yang muncul impulsif didorong untuk mengkonsumsi. Orang yang membeli sweater beberapa identik dengan warna berbeda karena ia hanya "harus" atau karena. "Saya merasa baik di dalamnya," meskipun ia tahu ia tidak mampu membayar untuk itu, adalah contoh klasik. Meskipun konsekuensi mungkin memiliki efek yang parah pada kehidupan sehari-hari, konsumen kompulsif membeli pula.

 Akibatnya, aktivitas normal seperti membuka surat atau menjawab telepon mengambil makna baru. Bagi pembeli kompulsif banyak ada ketakutan konstan dihadapkan oleh tagihan lain yang besar, atau kreditur marah. Banyak mencoba untuk menyembunyikan kedua tagihan dan barang yang dibeli karena takut ditemukan. Dalam beberapa kasus, orang bahkan terlibat dalam kegiatan kriminal dalam rangka untuk membayar tagihan mereka dan mempertahankan garis mereka kredit.

Perilaku dari konsumen kompulsif tampaknya cukup mirip dengan manifestasi umum dari perilaku adiktif. Namun, definisi istilah "kecanduan," adalah titik diperdebatkan di kalangan dokter. Bagi beberapa orang, kecanduan mungkin hanya mengacu pada substansi, dan membutuhkan kehadiran habituasi fisiologis dan sindrom pantang. Karena kontroversi ini, kami telah memilih untuk menggunakan konsumsi jangka kompulsif daripada adiktif.


Contoh  :  

Seorang anak belasan tahun dapat memandang dirinya sebagai ”lebih didambakan, lebih modern, dan lebih sukses” karena ia memiliki ”sepasang sepatu karet model tahun terakhir” yang diburu banyak emosi manusia dapat dihubungkan dengan kepemilikan yang berharga sehingga kepimilikan tersebut dapat dianggap sebagai perluasan diri.



Consumer Ethnocentrism

Aadalah konsep psikologis yang mengacu pada individu yang percaya bahwa produk negara mereka lebih unggul negara-negara lain. Konsep ini juga menjelaskan konsumen dalam satu pemikiran negara yang membeli produk di negara lain tidak bermoral atau tidak karena hal itu adalah tidak patriotik. Ini adalah kepercayaan umum di antara kelompok-kelompok yang menunjukkan tanda-tanda etnosentrisme konsumen yang membeli produk buatan luar negeri berarti tidak mendukung ekonomi dan pasar kerja dari negara asal.

Contoh :

 Konsumen yang cenderung kurang etnosentris adalah mereka yang masih muda, mereka yang laki-laki, orang-orang yang berpendidikan lebih baik, dan mereka dengan tingkat pendapatan yang lebih tinggi. Karena  faktor-faktor penentu etnosentrisme konsumen dapat bervariasi dari satu negara ke negara dan budaya ke budaya. Di Turki, patriotiotisme ditemukan motif yang paling penting untuk etnosentrisme konsumen. Diteorikan, adalah karena budaya kolektivis Turki, dengan patriotisme menjadi ekspresi penting dari kesetiaan kepada kelompok.  Di Republik Ceko lebih individualistis, perasaan nasionalisme berdasarkan rasa superioritas dan dominasi muncul untuk memberikan kontribusi yang paling penting untuk etnosentrisme konsumen.





Sumber :

http://design-marketing-dictionary.blogspot.com/2010/06/consumer-innovativeness.html

http://www.acrwebsite.org/search/view-conference-proceedings.aspx?Id=6670

http://www.wisegeek.com/what-is-consumer-ethnocentrism.htm

Senin, 22 Oktober 2012

Evaluasi Alternatif Sebelum Pembelian


Sebelum melakukan pembelian, konsumen akan menganalisa untuk apa ia membeli sebuah barang. Hal in berhubungan dengan kepentingannya terhadap barang yang ingin ia dapatkan. Ada 4 sudut pandang dalam menganalisis pengambilamn keputusan konsumen, yakni:


Sudut Pandang Ekonomis

Konsumen sebagai orang yang membuat keputusan secara rasional, yang mengetahui semua alternative produk yang tersedia dan harus mampu membuat peringkat dari setiap alternative yang ditentukan dipertimbangkan dari kegunaan dan kerugiannya serta harus dapat mengidentifikasikan satu alternative yang terbaik, disebut economic man. Tidak realistis karena;

a. Manusia memiliki keterbatasan kemampuan, kebiasaan dan gerak.
Contoh; orang yang tidak terampil berkomunikasi akan malas bertanya.

b. Manusia dibatasi oleh nilai-nilai dan tujuan.
Contoh; seorang perempuan yang ingin menghangatkan badan tidak harus pergi ke kota untuk membeli ronde, cukup dengan membuat kopi panas untuk memenuhi tujuannya.

c. Manusia dibatasi oleh pengetahuan yang mereka miliki.
Tidak semua informasi mengenai produk bisa mereka pahami, kriteria evaluasi yang ingin mereka bentuk pun tidak akan setepat economic man. Konsumen tidak membuat keputusan yang rasional, tetapi keputusan yang memuaskan adalah keputusan yang cukup baik.

Sudut Pandang Emosianal

Menekankan emosi sebagai pendorong utama, sehingga konsumen membeli suatu produk. Favoritisme buktinya seseorang berusaha mendapatkan produk favoritnya, apapun yang terjadi. Benda-benda yang menimbulkan kenangan juga dibeli berdasarkan emosi. anggapan emotional man itu tidak rasional adalah tidak benar. Mendapatkan produk yang membuat perasaannya lebih baik merupakan keputusan yang rasional.

Sudut Pandang Kognitif

Konsumen sebagai cognitive man atau sebagai problem solver. Kosumen merupakan pengolah informasi yang selalu mencari dan mengevaluasi informasi tentang produk dan gerai. Pengolah informasi selalu berujung pada pembentukan pilihan, terjadi inisiatif untuk membeli atau menolak produk. Cognitive man berdiri di antara economic man dan passive man, seringkali cognitive man punya pola respon terhadap informasi yang berlebihan dan seringkali mengambil jalan pintas, untuk memenuhi pengambilan keputusannya (heuristic) pada keputusan yang memuaskan.

Sudut Pandang Pasif

Sudut pandang ini berlawanan dengan sudut pandang ekonomis, konsumen pada dasarnya pasrah pada kepentingan sendiri dan menerima secara pasif usaha-usaha promosi dari para pemasar. Konsumen dianggap sebagai pembeli yang impulsive dan irasional. Kelemahannya adalah pandangan ini tidak mempertimbangkan kenyataan bahwa konsumen memainkan peranan penting dalam setiap pembelian yang dilakukan, baik dalam mencari informasi tentang berbagai alternative produk, maupun dalam menyeleksi produk yang dianggap akan memberikan kepuasan.

TIGA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN KONSUMEN
1. Konsumen Individu
Pilihan merek dipengaruhi oleh kebutuhan konsumen, persepsi atas karakteristik merek, dan sikap ke arah pilihan. Sebagai tambahan, pilihan merek dipengaruhi oleh demografi konsumen, gaya hidup, dan karakteristik personalia.
2. Pengaruh Lingkungan
Lingkungan pembelian konsumen ditunjukkan oleh budaya (norma kemasyarakatan, pengaruh kedaerahan atau kesukuan), kelas sosial (keluasan grup sosial ekonomi atas harta milik konsumen), grup tata muka (teman, anggota keluarga, dan grup referensi) dan faktor menentukan yang situasional (situasi dimana produk dibeli seperti keluarga yang menggunakan mobil dan kalangan usaha).

3. Marketing strategy
Merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam memberitahu dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah barang, harga, periklanan dan distribusi yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan. Pemasar harus mengumpulkan informasi dari konsumen untuk evaluasi kesempatan utama pemasaran dalam pengembangan pemasaran. Kebutuhan ini digambarkan dengan garis panah dua arah antara strategi pemasaran dan keputusan konsumen. penelitian pemasaran memberikan informasi kepada organisasi pemasaran mengenai kebutuhan konsumen, persepsi tentang karakteristik merek, dan sikap terhadap pilihan merek. Strategi pemasaran kemudian dikembangkan dan diarahkan kepada konsumen.

EMPAT TIPE PROSES PEMBELIAN KONSUMEN

1. Proses Complex Decision Making

terjadi bila keterlibatan kepentingan tinggi pada pengambilan keputusan yang terjadi. Contoh pengambilan untuk membeli sistem fotografi elektronik seperti Mavica atau keputusan untuk membeli mobil. Dalam kasus seperti ini, konsumen secara aktif mencari informasi untuk mengevaluasi dan mempertimbangkan pilihan beberapa merek dengan menetapkan kriteria tertentu seperti kemudahan dibawa dan resolusi untuk sistem kamera elektronik, dan untuk mobil adalah hemat, daya tahan tinggi, dan peralatan. Subjek pengambilan keputusan yang komplek adalah sangat penting. Konsep perilaku kunci seperti persepsi, sikap, dan pencarian informasi yang relevan untuk pengembangan stratergi pemasaran.
2. Proses Brand Loyalty
Ketika pilihan berulang, konsumen belajar dari pengalaman masa lalu dan membeli merek yang memberikan kepuasan dengan sedikit atau tidak ada proses pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Contoh pembelian sepatu karet basket merek Nike atau sereal Kellogg,s Nutrific. Dalam setiap kasus disini pembelian adalah penting untuk konsumen, sepatu basket karena keterlibatan kepentingan dalam olah raga, makanan sereal untuk orang dewasa karena kebutuhan nutrisi. Loyalitas merek muncul dari kepuasan pembelian yang lalu. Sehingga, pencarian informasi dan evaluasi merek terbatas atau tidak penting keberadaannya dalam konsumen memutuskan membeli merek yang sama.
Dua tipe yang lain dari proses pembelian konsumen dimana konsumen tidak terlibat atau keterlibatan kepentingan yang rendah dengan barangnya adalah tipe pengambilan keputusan terbatas dan proses inertia.
3. Proses Limited Decision Making
Konsumen kadang-kadang mengambil keputusan walaupun mereka tidak memiliki keterlibatan kepentingan yang tinggi, mereka hanya memiliki sedikit pengalaman masa lalu dari produk tersebut. Konsumen membeli barang mencoba-coba untuk membandingkan terhadap makanan snack yang biasanya dikonsumsi. Pencarian informasi dan evaluasi terhadap pilihan merek lebih terbatas dibanding pada proses pengambilan keputusan yang komplek. Pengambilan keputusan terbatas juga terjadi ketika konsumen mencari variasi. Kepitusan itu tidak direncanakan, biasanya dilakukan seketika berada dalam toko. Keterlibatan kepentingan yang rendah, konsumen cenderung akan berganti merek apabila sudah bosan mencari variasi lain sebagai perilaku pencari variasi akan melakukan apabila resikonya minimal. Catatan proses pengambilan keputusan adalah lebih kepada kekhasan konsumen daripada kekhasan barang. Karena itu tingkat keterlibatan kepentingan dan pengambilan keputusan tergantung lebih kepada sikap konsumen terhadap produk daripada karakteristik produk itu sendiri. Seorang konsumen mungkin terlibat kepentingan memilih produk makanan sereal dewasa karena nilai nutrisinya, konsumen lain mungkin lebih menekankan kepada kecantikan dan menggeser merek dalam mencari variasi.
4. Proses Inertia
Tingkat kepentingan dengan barang adalah rendah dan tidak ada pengambilan keputusan. Inertia berarti konsumen membeli merek yang sama bukan karena loyal kepada merek tersebut, tetapi karena tidak ada waktu yang cukup dan ada hambatan untuk mencari alternatif, proses pencarian informasi pasif terhadap evaluasi dan pemilihan merek. Robertson berpendapat bahwa dibawah kondisi keterlibatan kepentingan yang rendah “ kesetiaan merek hanya menggambarkan convenience yang melekat dalam perilaku yang berulang daripada perjanjian untuk membeli merek tersebut” contoh pembelian sayur dan kertas tisu.
 TAHAP-TAHAP DALAM PROSES PEMBELIAN
1. Menganalisa Keinginan dan Kebutuhan
Penganalisaan keinginan dan kebutuhan ini ditujukan terutama untuk mengetahui adanya keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi atau terpuaskan
2. Menilai Sumber-sumber
Tahap kedua dalam proses pembelian ini sangat berkaitan dengan lamanya waktu dan jumlah uang yang tersedia untuk membeli.
3. Menetapkan Tujuan Pembelian
Tahap ketika konsumen memutuskan untuk tujuan apa pembelian dilakukan, yang bergantung pada jenis produk dan kebutuhannya
4. Mengidentifikasikan Alternatif Pembelian
Tahap ketika konsumen mulai mengidentifikasikan berbagai alternatif pembelian
5. Keputusan Membeli
Tahap ketika konsumen mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Jika dianggap bahwa keputusan yang diambil adalah membeli, maka pembeli akan menjumpai serangkaian keputusan menyangkut jenis produk, bentuk produk, merk, penjual, kuantitas, waktu pembelian dan cara pembayarannya
6. Perilaku Sesudah Pembelian
Tahap terakhir yaitu ketika konsumen sudah melakukan pembelian terhadap produk tertentu.
MODEL SEDERHANA UNTUK MENGGAMBARKAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN
Pengaruh Eksternal
Usaha-usaha pemasaran pemasaran. Lingkungan social budaya: keluarga, sumber informal, sumber non komersial, kelas social,budaya dan sub budaya. Pengambilan Keputusan Pada Konsumen :
• Sadar akan kebutuhan
• Mencari sebelum membeli
• Mengevaluasi alternative

a) Area psikologis

o Motivasi
o Persepsi
o Pembelajaran
o Kepribadian
o Sikap
o Perilaku Setelah Keputusan Pembelian
o Percobaan
o Pembelian ulang


b) Evaluasi Setelah Pembelian

i. Input
Komponen input merupakan pengaruh eksternal sebagai sumber informasi tentang produk tertentu yang mempengaruhi nilai yang berhubungan dengan produk, sikap dan perilaku konsumen.
ii. Input Pemasaran
aktivitas pemasaran yang merupakan usaha langsung untuk menjangkau, menginformasikan, dan membujuk konsumen agar membeli dan menggunakan produk tertentu. Usaha melalui 4P, yaitu Product, Price, Place, Promotion.

iii. Pengaruh Sosial Budaya

membujuk konsumen karena adanya lingkungan sosial budaya seperti keluarga, sumber informal, sumber non komersial, kelas sosial, budaya dan sub budaya

iv. Proses
Merupakan tahap yang memfokuskan pada cara konsumen mengambil keputusan. Berbagai faktor psikologis yang melekat pada setiap individu, mempengaruhi input dari luar pada tahap input mempengaruhi pengenalan konsumen terhadap kebutuhan, pencarian informasi sebelum pembelian, dan evaluasi terhadap berbagai alternative.
v. Sadar akan kebutuhan

konsumen menyadari akan adanya kebutuhan ketika menghadapi suatu masalah.

vi. Pencarian pra beli
konsumen berada pada tingkatan ini jika ia memerlukan informasi yang akan digunakan sebagai dasar menentukan pilihan produk.
vii. Evaluasi terhadap alternative
konsumen cenderung menggunakan dua tipe informasi, yaitu
- Mengetahui merek yang konsumen rencanakan untuk digunakan dalam memilih.
- Kriteria yang akan digunakan untuk mengevaluasi tiap-tiap merek.
- Output
Dua macam kegiatan pasca keputusan yang saling berhubungan, yaitu :
- Perilaku beli
- Evaluasi pasca beli

Aspek-aspek pemilihan keputusan :
Produk yang murah - Produk yang lebih mahal
Pembelian yang sering - Pembelian yan jarang
Keterlibatan rendah - Keterlibatan tinggi
Kelas produk dan merek kurang terkenal- Kelas produk dan merek terkenal
Pembelian dengan pertimbangan dan - Pembelian dengan pertimbangan
pencarian yang kurang matang. dan pencarian intensif.

Contoh Kasus :
Istilah pasar banyak diartikan secara beda sesuai dengan sudut pandang penglihatan. Disini, kebutuhan dan keinginan konsumen mengawali kehadiran produk yang dapat memenuhinya. Hal tersebut, terungkap melalui jembatan penyeberangan motivasi dan kemampuan membeli yang dimiliki konsumen. Analisa pasar adalah suatu proses untuk menentukan potensi penjualan. Potensi pasar adalah suatu perkiraan kapasitas dari suatu pasar untuk menyerap barang produksi. Perkiraan tersebut bisa dinyatakan dalam bentuk fisik atau dalam jumlah mata uang, atau bisa dalam bentuk persentase. Analisi pasar perpindahan kartu pra bayar disini, yaitu memperkirakan atau memprediksi pangsa pasar di masa akan datang dengan melihat besar persentase loyalitas pelanggan untuk tetap setia atau beralih kesuatu merek selama kurun waktu satu tahun.

Sumber :

http://himamika09.blogspot.com
http://wsmulyana.wordpress.com
Wikipedia
http://riantopurba.blogspot.com/