Sebelum
melakukan pembelian, konsumen akan menganalisa untuk apa ia membeli sebuah
barang. Hal in berhubungan dengan kepentingannya terhadap barang yang ingin ia
dapatkan. Ada 4 sudut pandang dalam menganalisis pengambilamn keputusan
konsumen, yakni:
Sudut Pandang Ekonomis
Konsumen sebagai orang yang membuat keputusan secara
rasional, yang mengetahui semua alternative produk yang tersedia dan harus
mampu membuat peringkat dari setiap alternative yang ditentukan dipertimbangkan
dari kegunaan dan kerugiannya serta harus dapat mengidentifikasikan satu
alternative yang terbaik, disebut economic man. Tidak realistis karena;
a. Manusia memiliki keterbatasan kemampuan, kebiasaan dan
gerak.
Contoh; orang yang tidak terampil berkomunikasi akan malas
bertanya.
b. Manusia dibatasi oleh nilai-nilai dan tujuan.
Contoh; seorang perempuan yang ingin menghangatkan badan
tidak harus pergi ke kota untuk membeli ronde, cukup dengan membuat kopi panas
untuk memenuhi tujuannya.
c. Manusia dibatasi oleh pengetahuan yang mereka miliki.
Tidak semua informasi mengenai produk bisa mereka pahami, kriteria
evaluasi yang ingin mereka bentuk pun tidak akan setepat economic man. Konsumen
tidak membuat keputusan yang rasional, tetapi keputusan yang memuaskan adalah
keputusan yang cukup baik.
Sudut Pandang Emosianal
Menekankan emosi sebagai pendorong utama,
sehingga konsumen membeli suatu produk. Favoritisme buktinya seseorang berusaha
mendapatkan produk favoritnya, apapun yang terjadi. Benda-benda yang
menimbulkan kenangan juga dibeli berdasarkan emosi. anggapan emotional man
itu tidak rasional adalah tidak benar. Mendapatkan produk yang membuat
perasaannya lebih baik merupakan keputusan yang rasional.
Sudut Pandang Kognitif
Konsumen sebagai cognitive man atau sebagai
problem solver. Kosumen merupakan pengolah informasi yang selalu mencari dan
mengevaluasi informasi tentang produk dan gerai. Pengolah informasi selalu
berujung pada pembentukan pilihan, terjadi inisiatif untuk membeli atau menolak
produk. Cognitive man berdiri di antara economic man dan passive man,
seringkali cognitive man punya pola respon terhadap informasi yang berlebihan
dan seringkali mengambil jalan pintas, untuk memenuhi pengambilan keputusannya
(heuristic) pada keputusan yang memuaskan.
Sudut Pandang Pasif
Sudut pandang ini berlawanan dengan sudut
pandang ekonomis, konsumen pada dasarnya pasrah pada kepentingan sendiri dan
menerima secara pasif usaha-usaha promosi dari para pemasar. Konsumen dianggap
sebagai pembeli yang impulsive dan irasional. Kelemahannya adalah
pandangan ini tidak mempertimbangkan kenyataan bahwa konsumen memainkan peranan
penting dalam setiap pembelian yang dilakukan, baik dalam mencari informasi
tentang berbagai alternative produk, maupun dalam menyeleksi produk yang
dianggap akan memberikan kepuasan.
TIGA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN KONSUMEN
1. Konsumen Individu
Pilihan merek dipengaruhi oleh kebutuhan konsumen, persepsi atas
karakteristik merek, dan sikap ke arah pilihan. Sebagai tambahan, pilihan merek
dipengaruhi oleh demografi konsumen, gaya hidup, dan karakteristik personalia.
2. Pengaruh Lingkungan
Lingkungan pembelian konsumen ditunjukkan oleh budaya (norma
kemasyarakatan, pengaruh kedaerahan atau kesukuan), kelas sosial (keluasan grup
sosial ekonomi atas harta milik konsumen), grup tata muka (teman, anggota
keluarga, dan grup referensi) dan faktor menentukan yang situasional (situasi
dimana produk dibeli seperti keluarga yang menggunakan mobil dan kalangan
usaha).
3. Marketing strategy
Merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam
memberitahu dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah barang,
harga, periklanan dan distribusi yang mendorong konsumen dalam proses
pengambilan keputusan. Pemasar harus mengumpulkan informasi dari konsumen untuk
evaluasi kesempatan utama pemasaran dalam pengembangan pemasaran. Kebutuhan ini
digambarkan dengan garis panah dua arah antara strategi pemasaran dan keputusan
konsumen. penelitian pemasaran memberikan informasi kepada organisasi pemasaran
mengenai kebutuhan konsumen, persepsi tentang karakteristik merek, dan sikap
terhadap pilihan merek. Strategi pemasaran kemudian dikembangkan dan diarahkan
kepada konsumen.
EMPAT TIPE PROSES PEMBELIAN KONSUMEN
1. Proses Complex Decision Making
terjadi bila keterlibatan kepentingan tinggi pada pengambilan
keputusan yang terjadi. Contoh pengambilan untuk membeli sistem fotografi
elektronik seperti Mavica atau keputusan untuk membeli mobil. Dalam kasus
seperti ini, konsumen secara aktif mencari informasi untuk mengevaluasi dan
mempertimbangkan pilihan beberapa merek dengan menetapkan kriteria tertentu
seperti kemudahan dibawa dan resolusi untuk sistem kamera elektronik, dan untuk
mobil adalah hemat, daya tahan tinggi, dan peralatan. Subjek pengambilan
keputusan yang komplek adalah sangat penting. Konsep perilaku kunci seperti
persepsi, sikap, dan pencarian informasi yang relevan untuk pengembangan
stratergi pemasaran.
2. Proses Brand Loyalty
Ketika pilihan berulang, konsumen belajar dari pengalaman masa
lalu dan membeli merek yang memberikan kepuasan dengan sedikit atau tidak ada
proses pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Contoh pembelian sepatu karet
basket merek Nike atau sereal Kellogg,s Nutrific. Dalam setiap kasus disini
pembelian adalah penting untuk konsumen, sepatu basket karena keterlibatan
kepentingan dalam olah raga, makanan sereal untuk orang dewasa karena kebutuhan
nutrisi. Loyalitas merek muncul dari kepuasan pembelian yang lalu. Sehingga,
pencarian informasi dan evaluasi merek terbatas atau tidak penting
keberadaannya dalam konsumen memutuskan membeli merek yang sama.
Dua tipe yang lain dari proses pembelian konsumen dimana
konsumen tidak terlibat atau keterlibatan kepentingan yang rendah dengan
barangnya adalah tipe pengambilan keputusan terbatas dan proses inertia.
3. Proses Limited Decision Making
Konsumen kadang-kadang mengambil keputusan walaupun mereka tidak
memiliki keterlibatan kepentingan yang tinggi, mereka hanya memiliki sedikit
pengalaman masa lalu dari produk tersebut. Konsumen membeli barang mencoba-coba
untuk membandingkan terhadap makanan snack yang biasanya dikonsumsi. Pencarian
informasi dan evaluasi terhadap pilihan merek lebih terbatas dibanding pada
proses pengambilan keputusan yang komplek. Pengambilan keputusan terbatas juga
terjadi ketika konsumen mencari variasi. Kepitusan itu tidak direncanakan,
biasanya dilakukan seketika berada dalam toko. Keterlibatan kepentingan yang
rendah, konsumen cenderung akan berganti merek apabila sudah bosan mencari
variasi lain sebagai perilaku pencari variasi akan melakukan apabila resikonya
minimal. Catatan proses pengambilan keputusan adalah lebih kepada kekhasan
konsumen daripada kekhasan barang. Karena itu tingkat keterlibatan kepentingan
dan pengambilan keputusan tergantung lebih kepada sikap konsumen terhadap
produk daripada karakteristik produk itu sendiri. Seorang konsumen mungkin
terlibat kepentingan memilih produk makanan sereal dewasa karena nilai
nutrisinya, konsumen lain mungkin lebih menekankan kepada kecantikan dan
menggeser merek dalam mencari variasi.
4. Proses Inertia
Tingkat kepentingan dengan barang adalah rendah dan tidak ada
pengambilan keputusan. Inertia berarti konsumen membeli merek yang sama bukan
karena loyal kepada merek tersebut, tetapi karena tidak ada waktu yang cukup
dan ada hambatan untuk mencari alternatif, proses pencarian informasi pasif
terhadap evaluasi dan pemilihan merek. Robertson berpendapat bahwa dibawah
kondisi keterlibatan kepentingan yang rendah “ kesetiaan merek hanya
menggambarkan convenience yang melekat dalam perilaku yang berulang daripada
perjanjian untuk membeli merek tersebut” contoh pembelian sayur dan kertas
tisu.
TAHAP-TAHAP DALAM PROSES PEMBELIAN
1. Menganalisa Keinginan dan Kebutuhan
Penganalisaan keinginan dan kebutuhan ini ditujukan terutama
untuk mengetahui adanya keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi atau
terpuaskan
2. Menilai Sumber-sumber
Tahap kedua dalam proses pembelian ini sangat berkaitan dengan
lamanya waktu dan jumlah uang yang tersedia untuk membeli.
3. Menetapkan Tujuan Pembelian
Tahap ketika konsumen memutuskan untuk tujuan apa pembelian
dilakukan, yang bergantung pada jenis produk dan kebutuhannya
4. Mengidentifikasikan Alternatif Pembelian
Tahap ketika konsumen mulai mengidentifikasikan berbagai
alternatif pembelian
5. Keputusan Membeli
Tahap ketika konsumen mengambil keputusan apakah membeli atau
tidak. Jika dianggap bahwa keputusan yang diambil adalah membeli, maka pembeli
akan menjumpai serangkaian keputusan menyangkut jenis produk, bentuk produk,
merk, penjual, kuantitas, waktu pembelian dan cara pembayarannya
6. Perilaku Sesudah Pembelian
Tahap terakhir yaitu ketika konsumen sudah melakukan pembelian
terhadap produk tertentu.
MODEL SEDERHANA UNTUK MENGGAMBARKAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
KONSUMEN
Pengaruh
Eksternal
Usaha-usaha
pemasaran pemasaran. Lingkungan social budaya: keluarga, sumber informal,
sumber non komersial, kelas social,budaya dan sub budaya. Pengambilan Keputusan
Pada Konsumen :
•
Sadar akan kebutuhan
•
Mencari sebelum membeli
•
Mengevaluasi alternative
a) Area psikologis
o Motivasi
o Persepsi
o Pembelajaran
o Kepribadian
o Sikap
o Perilaku Setelah Keputusan Pembelian
o Percobaan
o Pembelian ulang
b) Evaluasi Setelah Pembelian
i. Input
Komponen input merupakan pengaruh eksternal sebagai sumber
informasi tentang produk tertentu yang mempengaruhi nilai yang berhubungan
dengan produk, sikap dan perilaku konsumen.
ii. Input Pemasaran
aktivitas
pemasaran yang merupakan usaha langsung untuk menjangkau, menginformasikan, dan
membujuk konsumen agar membeli dan menggunakan produk tertentu. Usaha melalui
4P, yaitu Product, Price, Place, Promotion.
iii.
Pengaruh Sosial Budaya
membujuk
konsumen karena adanya lingkungan sosial budaya seperti keluarga, sumber informal,
sumber non komersial, kelas sosial, budaya dan sub budaya
iv. Proses
Merupakan tahap yang memfokuskan pada cara konsumen mengambil
keputusan. Berbagai faktor psikologis yang melekat pada setiap individu,
mempengaruhi input dari luar pada tahap input mempengaruhi pengenalan konsumen
terhadap kebutuhan, pencarian informasi sebelum pembelian, dan evaluasi
terhadap berbagai alternative.
v.
Sadar akan kebutuhan
konsumen
menyadari akan adanya kebutuhan ketika menghadapi suatu masalah.
vi. Pencarian pra beli
konsumen berada pada tingkatan ini jika ia memerlukan informasi
yang akan digunakan sebagai dasar menentukan pilihan produk.
vii. Evaluasi terhadap alternative
konsumen cenderung menggunakan dua tipe informasi, yaitu
- Mengetahui merek yang konsumen rencanakan untuk digunakan
dalam memilih.
- Kriteria yang akan digunakan untuk mengevaluasi tiap-tiap
merek.
- Output
Dua macam kegiatan pasca keputusan yang saling berhubungan,
yaitu :
- Perilaku beli
- Evaluasi pasca beli
Aspek-aspek pemilihan keputusan :
Produk yang murah - Produk yang lebih mahal
Pembelian yang sering - Pembelian yan jarang
Keterlibatan rendah - Keterlibatan tinggi
Kelas produk dan merek kurang terkenal- Kelas produk dan
merek terkenal
Pembelian dengan pertimbangan dan - Pembelian dengan
pertimbangan
pencarian yang kurang matang. dan pencarian intensif.
Contoh Kasus :
Istilah pasar banyak diartikan secara
beda sesuai dengan sudut pandang penglihatan. Disini, kebutuhan dan keinginan
konsumen mengawali kehadiran produk yang dapat memenuhinya. Hal tersebut,
terungkap melalui jembatan penyeberangan motivasi dan kemampuan membeli yang
dimiliki konsumen. Analisa pasar adalah suatu proses untuk menentukan potensi
penjualan. Potensi pasar adalah suatu perkiraan kapasitas dari suatu pasar
untuk menyerap barang produksi. Perkiraan tersebut bisa dinyatakan dalam bentuk
fisik atau dalam jumlah mata uang, atau bisa dalam bentuk persentase. Analisi
pasar perpindahan kartu pra bayar disini, yaitu memperkirakan atau memprediksi
pangsa pasar di masa akan datang dengan melihat besar persentase loyalitas
pelanggan untuk tetap setia atau beralih kesuatu merek selama kurun waktu satu
tahun.
Sumber :
http://himamika09.blogspot.com
http://wsmulyana.wordpress.com
Wikipedia
http://riantopurba.blogspot.com/